Luas hutan yang paling luas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu di Kabupaten Bangka Selatan 136.626,08 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung 27.557,67 hektar, hutan produksi 106.153,57 hektar dan hutan konservasi 2.914,85 hektar. Hutan produksi difokuskan untuk menghasilkan beberapa jenis komoditi kehutanan, yaitu berupa kayu dan produk turunannya. Hutan produksi yang ada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung menghasilkan beberapa jenis produk yang meliputi kayu persegi (wood block), moulding, kayu glondongan (logs), kayu tiang poles, (wood production), kayu junjung (climbing pole), kayu bakar (fire wood) serta arang (charcoal).
Luas Kawasan Hutan Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota
Tahun 2016
Kabupaten/Kota |
Luas Kawasan Hutan |
|||||
Hutan Lindung |
Hutan Produksi Terbatas |
Hutan Produksi |
Hutan Produksi Konversi |
Hutan Konservasi |
Jumlah |
|
Bangka |
15.487,24 |
- |
65.489,49 |
32,60 |
15.631,46 |
96.641,19 |
Belitung |
38.384,32 |
- |
40.377,04 |
470,40 |
2.557,68 |
81.789,44 |
Bangka Barat |
27.831,31 |
- |
77.841,21 |
189,59 |
8.339,99 |
114.202,10 |
Bangka Tengah |
32.086,38 |
- |
84.990,10 |
- |
6.009,51 |
123.085,698 |
Bangka Selatan |
27.557,67 |
- |
106.153,57 |
- |
2.914,85 |
136.626,08 |
Belitung Timur |
44.184,42 |
- |
57.637,93 |
- |
- |
101.822,35 |
Pangkalpinang |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Sumber: Bangka Belitung Dalam Angka Tahun 2017
Pada Sektor Kehutanan, diupayakan pemanfaatan lahan kritis dengan membangun perumahan dan pembangunan infrastruktur lainnya, PLTS dan juga untuk perkebunan lainnya.
Peluang Investasi Sektor Kehutanan
- Madu
Madu dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki ciri khas rasa yang cenderung pahit karena mengandung alkaloid yang berasal dari lebah liar jenis Apis Dorsata yang menghisap sari bunga pohon Pelawan yang banyak ditemukan di Bangka Belitung. Alkaloid merupakan bahan obat yang berfungsi sebagai anti infeksi.Lebah madu di Bangka saat ini masih di ambil dari hutan-hutan yang ada di sekitar pemukiman penduduk. Karena mengambil makanan dari sumber yang masih alami, maka kualitas madu dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat baik dan menjadi produk unggulan yang diminati.
Lokasi potensial : Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah
- Gaharu
Gaharu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan sebagai Klaster Nasional Pengembangan Gaharu. Pemerintah mendukungnya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 111 Tahun 2007 Tentang Daftar Usaha Tertutup dan Terbuka Bidang Penanaman Modal, diantaranya 11 komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang terdiri dari persuteraan alam, perlebahan, rotan, bamboo, gaharu, seedlak, sagu, getah pinus, damar, getah-getahan, minyak atsiri serta keputusan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188.44/37/Dishut/2009 Tentang Penetapan Jenis Tanaman Unggulan Lokal (TUL), menetapkan gaharu (Aquilaria Malaccensis) sebagai Tanaman Unggulan Lokal.
Lokasi Potensial : Sungaiselan, Simpangkatis, Lubuk Besar, Desa Namang (Kabupaten Bangka Tengah).
- Industri Minyat Atsiri
Minyat Atsiri merupakan kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok untuk pengobatan alami. Hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Lokasi potensial : Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah.
(Updated : 22/11/2017 oleh YHS)
===========================================================================
INVESTMENT IN FORESTRY SECTOR
The largest forest area in Bangka Belitung Province is in South Bangka Regency 136,626.08 hectares consisting of 27,557.67 hectares of protected forest, 106,153.57 hectares of production forest and 2,914.85 hectares of conservation forest. Production forest is focused on producing several types of forestry commodities, namely wood and its derivative products. The existing production forest on Bangka Island and Belitung Island produces several types of products which include wood block, molding, logs, poles, wood, climbing poles, firewood, and charcoal.
Forest Area Based on Regency / Municipality in 2016
Regency / Municipality |
Total Forest Area |
|||||
Protected Forest |
Limited Production Forest |
Production Forest |
Conversion Production Forest |
Conservation Forest |
Total |
|
Bangka |
15.487,24 |
- |
65.489,49 |
32,60 |
15.631,46 |
96.641,19 |
Belitung |
38.384,32 |
- |
40.377,04 |
470,40 |
2.557,68 |
81.789,44 |
West Bangka |
27.831,31 |
- |
77.841,21 |
189,59 |
8.339,99 |
114.202,10 |
Central Bangka |
32.086,38 |
- |
84.990,10 |
- |
6.009,51 |
123.085,698 |
South Bangka |
27.557,67 |
- |
106.153,57 |
- |
2.914,85 |
136.626,08 |
East Belitung |
44.184,42 |
- |
57.637,93 |
- |
- |
101.822,35 |
Pangkalpinang |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Source: Bangka Belitung Dalam Angka Tahun 2017
In Forestry Sector, efforts are made to utilize critical land by building housing and other infrastructure development, Solar cell Power and also for other plantations.
Investment Opportunities in Forestry Sector
- Honey
Honey from the Bangka Belitung Province has a characteristic flavor that tends to bitter because it contains alkaloid derived from wild bees type Apis Dorsata which sucked the juice of Pelawan tree flowers that grow in Bangka Belitung. Alkaloids are the ingredients of the drug that serves as anti-infection. Honey bees in Bangka are still being taken from the forests around the settlement. Because of taking food from an unspoiled source, the quality of honey from this province is very good and become a favorite product.
Potential location: Namang Village, Central Bangka Regency.
- Aloeswood
Aloeswood of Bangka Belitung Province has been designated as the National Cluster of Aloeswood Development. The Government supports it through Government Regulation Number 111 Year 2007 concerning List of Closed and Open Businesses in the Field of Investment, including 11 commodities of Non-Timber Forest Products (HHBK) consisting of natural silk, beekeeping, rattan, bamboo, aloeswood, seedlak, sago, pine resin, sap, volatile oil and the decision of the Governor of Bangka Belitung Number: 188.44 / 37 / Dishut / 2009 On The Establishment of Local Plants Crop (TUL), establishing aloes (Aquilaria Malaccensis) as Local Leading Crops.
Potential Sites: Sungaiselan, Simpangkatis, Lubuk Besar, Namang (Central Bangka Regency).
- Essential Oil Industry
Essential Oils is a large group of vegetable oils in viscous liquids at room temperature but volatile, giving a distinctive aroma. Essential oils are the basic ingredients of perfumes or rubbers for natural treatment. The distilled oil of essential oil is known as the perfume seeds.
Potential location: Namang Village, Central Bangka Regency.
Translated by Dewi RR